INI LAH SAYA (MIEYA)
Tuesday, October 30, 2012
KASIH IBU DAN AYAH
assalamualaikum wbt.....
lamanya x jenguk blog...makin hari makin sibuk....hingga x tau ape yg di kejarkan, perjalanan hidup mcm biasa shj,....kaya x namun usia makin meningkat....
hari ini 31/10/12 hampir 3 bln selepas pembedahan apendix yg dh pecah kat dlm....nyawa di hujung tanduk namun masih di beri kesempatan tuk meneruskan kehidupan di dunia yg fana ini.
mak dan ayah makin susut tahap kesihatan walau nampak sihat....
tuhan je yg tahu dlm hati ni terlalu bimbangkan mereka berdua....
kata2 semangat ini sengaja ku ambil tuk memotivasikan diri sendiri agar tidak lupa tanggungjawab terhadap kedua ibubapa ku....
1)Jangan sesekali membandingkan...
ibubapa kita dengan orang lain...
Kerana sampai bilapun mereka adalah...
INSAN YANG TERISTIMEWA buat kita...
2)IBUBAPA KITA sememangnya TIADA PENGGANTI...Satu benda yang akan menjadi penawar dan penyakit dalam hidup kita ialah hati ibu. Jika kita menjaga hati ibu ibarat menjaga nyawa kita, maka setiap doa kebaikan yg akan keluar dari mulut ibu akan menjadi penawar dan mendapat redha Ilahi dunia akhirat...
Tetapi jika kita menghiris hati ibu (derhaka) maka tunggulah penyakit yang sangat membahaya iaitu hilangnya redha Ilahi..
3)Kita buat baik pada ibu bapa, Allah akan naikkan darjat ibu bapa dan for surely bonus hebat didunia dan akhirat for us. Believe me :)
Sayangi parents kita biarpun mereka selalu menyakiti hati kita dan bukan parents yang baik.
Ingatlah, without them kita tak lahir kat dunia. Bear in your mind, jangan sikit pon ada perasaan terluka atau terasa hati dengan sikap parents kita sebab kita tak layak rasa camtu :)
Jadilah anak yang baik. InsyaAllah bahagia dunia akhirat.
aku bukan lah anak yg terbaik tetapi aku berusaha utk menjadi anak yg baik.......
aku x dpt menjanjikan kemewahan buat ayah dan mak tp aku ada tulang 4 kerat yg mana berusaha memuaskan serta membahagiakan mereka.....INSYAALLAH.....
Friday, January 27, 2012
Bismillah,
berikut ini adalah istilah-istilah singkat yang biasa digunakan oleh para penuntut ilmu syar’i :…Afwan = maaf.Tafadhdhol = silahkan (untuk umumTafadhdholiy = silahkan (untuk perempuan)Mumtaz : Hebat, Nilai sempurna, bagus bangetNa’am : iyaLa adri = tidak tahuSyukron : terima kasih Zadanallah ilman wa hirsha = smoga ALLAH manambah kita ilmu & semangat Yassarallah/sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna = semoga ALLAH mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada Allahummaghfir lana wal muslimin = ya ALLAH ampunilah kami & kaum muslimin
Laqod sodaqta = dengan sebenarnyaIttaqillaah haitsumma kunta = Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada
Allahul musta’an = hanya ALLAH-lah tempat kita minta tolongBarakallah fikum = semoga ALLAH memberi kalian berkahWa iyyak = sama-samaWa anta kadzalik = begitu jg antumAyyul khidmah = ada yg bisa dibantu ?Nas-alullaha asSalamah wal afiah = kita memohon kepada ALLAH keselamatan dan kebaikan
Jazakumullah khayran = semoga ALLAH memmbalas kalian dengan lebih baikJazaakallahu khayran = semoga ALLAH membalasmu (laki2) dengan lebih baikJazaakillahu khayran = semoga ALLAH memmbalasmu (perempuan) dengan lebih baik
Allahumma ajurny fi mushibaty wakhlufly khairan minha = ya ALLAH berilah pahala pada musibahku dan gantikanlah dg yg lebih baik darinya.Rahimakumullah = smoga ALLAH merahmati kalianHafizhanallah = semoga ALLAH menjaga kitaHadaanallah = semoga ALLAH memberikan kita petunjuk/hidayah.Allahu yahdik = semoga Allah memberimu petunjuk/hidayah
‘ala rohatik = ‘ala kaifik = tereserah anda…(biasanya digunakan dalam percakapan bebas, atau lebih halusnya silahkan dikondisikan saja..)
ana = y = sayaanta = ka = kamu laki2anti = ki = kamu prempuan(maksudnya ==> kalau untuk kepada kamu laki2= kaifa haluka ? ; Kalau kepada kamu perempuan : kaifa haluki?)antum = kum = kalian laki2antunna = kunn = kalian prempuanhuwa = hu = dia laki2hiya = ha = dia prempuan ===
maa dza ta’malu ? = apa yg sedang kamu kerjakan ?maa dza ta’maluna ? = apa yg sedang kalian kerjakan ?qoro’tu fiil madi = aku telah membacaahfadhuhaa mahlan mahlan = saya akan menghafalnya pelan-pelanﺃَﺣْﻤَﺪ: ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﻧْﺖَ ﻗَﺎﺩِﻡ ﻳَﺎ ﺃَﺧِﻲ؟Min aina anta qaadim, ya akhii? / Dari mana Anda berasal, wahai Saudaraku?ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﺩِﻡ ﻣِﻦْ ﺟَﺎﻭَﻯ ﺍﻟﺸَّﺮْﻗِﻴَّﺔAnaa qaadim min Jaawaa asy-syarqiyyah / Saya berasal dari Jawa Timurﺃَﺣْﻤَﺪ: ﻫَﻞْ ﺃَﻧْﺖَ ﻃَﺎﻟِﺐ؟Hal anta thaalib? / Apakah Anda seorang mahasiswa?
ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﻻَ ﺃَﻧَﺎ ﻣُﻮَﻇَّﻒLaa, anaa muwadhdhaf / Tidak, saya seorang karyawanﺃَﺣْﻤَﺪ: ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﻜْﺘَﺒُﻚَ؟Aina maktabuka? / Di mana kantormu?ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﻣَﻜْﺘَﺒِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸَّﺎﺭِﻉ ﺳُﻮﺩِﺭْﻣَﺎﻥMaktabii fisy-syaari’ Sudirman / Kantorku di jalan Sudirmanﺃَﺣْﻤَﺪ: ﺑِﻤَﺎﺫَﺍ ﺗَﺬْﻫَﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘَﺐ؟Bimaadzaa tadzhab ilal-maktab? / Dengan apa Anda pergi ke kantorﻣُﺤَﻤّﺪ: ﺃَﺫْﻫَﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘَﺐ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴَّﺎﺭَﺓ
Adzhab ilal-maktab bis-sayyaarah / Saya pergi ke kantor dengan mobilAkalti : kamu sudah makanana ata’allamu = saya sedang belajarnahnu nata’allamu = kami sedang belajar al idhofatu = sandarancontoh :———kitaabun – Muhammad –> kitaabun Muhammadin = bukunya Muhammad –> nah, ini dalam bahasa arab disebut : mudhoofun ilaih (mabniun alal kasry) lagi.. baitun – mudarrisyun –> baitu mudarrisyin/baitul mudarrisyi = rumah gurunah..TIPS:bagaimana kalau berdiskusi dgn para ahlul bid’ah dan mereka tetap bersikeras kepada kebid’ahannya ?Cukup tutup dengan kalimat,
“mau’iduna yaumal jana’iz!” = nantikanlah sampai kematian menjemput andaSetelah itu, tinggalkan tempat kejadian perkaraselesai___________________________________________Afwan, berhubung ada yang bertanya tentang arti kalimat2 umum dan sederhana dalam bahasa Arab yang sering di gunakan di group ini, maka semoga artikel sederhana (terjemahan bebas) ini bermanfaat.
- ana = saya- anta = ka = kamu laki2- anti = ki = kamu prempuan- antum = kum = kalian laki2- antunna = kunn = kalian prempuan- huwa = hu = dia laki2- hiya = ha = dia perempuan- ya akhi = wahai saudaraku (laki2)- ya ukhti = wahai saudaraku (perempuan)- Akhi fillah = saudaraku seiman (kepada Allah)
- Jazaakallahu khayran = smoga ALLAH memmbalasmu dengan kebaikan.- Jazakumullah khayiran = smoga ALLAH memmbalas kalian dengan kebaikan- Allahu yahdik = Semoga Allah memberimu petunjuk- Rahimahullah = Semoga Allah merahmatinya- Rahimakumullah = smoga ALLAH mrahmati kalian- Hafizhanallah = smoga ALLAH menjaga kita- Hadaanallah = semoga ALLAH memberikan kita petunjuk.- Afwan = maaf- ISTAGHFARA-YASTAGHFIRU (استغفر) = meminta ampun.
- Zadanallah ilman wa hirshan = Semoga ALLAH manambah kita ilmu & smangat- Yassarallah / sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna = Semoga ALLAH mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada
- Allahummaghfir lana wal muslimin = ya ALLAH ampunilah kami & kaum muslimin- Allahul musta’an = hanya ALLAH lah tempat kita minta tolong- Barakallahu fiik/kum = Semoga ALLAH memberi kalian berkah- Wa iyyak/kum = sama2- Wa anta kadzaalik = begitu jg antum- Nas-alullaha assalamah wal aafiah = kita memohon kepada ALLAH keselamatan dan kebaikan
dipersilahkan bagi yg mau menambahkan / mengkoreksi,& kalo ada yg mau menambahkan dgn huruf hijaiyah itu lebih baikjazakumullah khayran
ana aidon = aku jugathoyyib = baik lah..laa bahsa = ga papamafi musykila = ga masalahsway-sway = dikit-dikit_________________________________kata ‘afwan dibeberapa ayat dengan beberapa makna yang saling berbeda. Antara lain:Pertama, ( ولقد عفا الله عنهم) QS. Ali Imran : 155, maknanya maaf.Kedua, (إلا أن يعفون أو يعفو الذي بيده عقدة النكاح) QS. Al-Baqarah : 237, maknanya meninggalkan.Ketiga, (ثمّ بدّلنا مكان السيئة الحسنة حتى عفوا) QS. al-A’raf : 95, maknanya tambah banyak.Keempat, (ويسألونك ما ذا ينفقون قل العفو) QS. al-Baqarah : 219, maknanya kelebihan dari harta.Dari beberapa kata “afwan” yang ada dalam al-Quran tersebut, dapat kita tafsirkan makna dari kata “afwan”:Menurut pengertian pertama, “maafkan saya atas kekurangan saya yang tidak mampu memberikan pelayanan lebih.”Menurut pengertian kedua, “tinggalkan terimakasih tersebut, karena saya tak butuh terima kasih itu.”Menurut pengertian ketiga, “diantara kita ada yang lebih banyak dari apa yang telah saya berikan.”Menurut pengertian keempat, “apa yang telah saya berikan merupakan limpahan pemberian yang tidak berhak disyukuri.”Wallahu a’lam.penggunaan ‘afwan’ kalau dalam keseharian sama dengan ‘you welcome’ dlm bhs Inggris. juga sering digunakan sebagai permintaan maaf dalam mengusulkan sesuatu, atau kalau tidak dapat memenuhi sesuatu. (dikedua kesempatan ini kata ‘afwan’ digunakan commonly) Wallahu’aklam.. Nah, ngomong2 soal “wa iyyaka” atau “wa iyyakum”, kayaknya ada artikel bagus nih, khusus membahas masalah ucapan “wa iyyaka” atau “wa iyyakum”———Banyak orang yang sering mengucapkan “waiyyak (dan kepadamu juga)” atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga)” ketika telah dido’akan atau mendapat kebaikan dari seseorang. Apakah ada sunnahnya mengucapkan seperti ini? Lalu bagaimanakah ucapan yang sebenarnya ketika seseorang telah mendapat kebaikan dari orang lain misalnya ucapan “jazakallah khair atau barakalahu fiikum”?Berikut fatwa Ulama yang berkaitan dengan ucapan tersebut:Asy Syaikh Muhammad ‘Umar Baazmool, pengajar di Universitas Ummul Quraa Mekah, ditanya: Beberapa orang sering mengatakan “Amiin, waiyyaak” (yang artinya “Amiin, dan kepadamu juga”) setelah seseorang mengucapkan “Jazakallahu khairan” (yang berarti “semoga ALLAH membalas kebaikanmu”). Apakah merupakan suatu keharusan untuk membalas dengan perkataan ini setiap saat?Beliau menjawab:Ada banyak riwayat dari sahabat dan dari Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam, dan ada riwayat yang menjelaskan tindakan ulama. Dalam riwayat mereka yang mengatakan “Jazakalahu khairan,” tidak ada yang menyebutkan bahwa mereka secara khusus membalas dengan perkataan “wa iyyaakum.”Karena ini, mereka yang berpegang pada perkataan “wa iyyaakum,” setelah doa apapun, dan tidak berkata “Jazakallahu khairan,” mereka telah jatuh ke dalam suatu yang baru yang telah ditambahkan (untuk agama).Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Ta’ala ditanya: apakah ada dalil bahwa ketika membalasnya dengan mengucapkan “wa iyyakum” (dan kepadamu juga)?Beliau menjawab:“tidak ada dalilnya, sepantasnya dia juga mengatakan “jazakallahu khair” (semoga Allah membalasmu kebaikan pula), yaitu dido’akan sebagaimana dia berdo’a, meskipun perkataan seperti “wa iyyakum” sebagai athaf (mengikuti) ucapan “jazaakum”, yaitu ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, juga kalian” ,namun jika dia mengatakan “jazakalallahu khair” dan menyebut do’a tersebut secara nash, tidak diragukan lagi bahwa hal ini lebih utama dan lebih afdhal.”Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi ditanya: Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terimakasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada kita?Beliau menjawab:Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan, “Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu.” Dan pada Allah-lah terdapat kemenangan.Menjawab dengan “Wafiika barakallah”.Apabila ada seseorang yang telah mengucapkan do’a “Barakallahu fiikum atau Barakallahu fiika” kepada kita, maka kita menjawabnya: “Wafiika barakallah” (Semoga Allah juga melimpahkan berkah kepadamu) (lihat Ibnu Sunni hal. 138, no. 278, lihat Al-Waabilush Shayyib Ibnil Qayyim, hal. 304. Tahqiq Muhammad Uyun)Menjawab dengan “jazakallahu khair”.Ada satu hadits yang menjelaskan sunnahnya mengucapkan “jazakallahu khairan”, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)
Ada beberapa ketentuan dalam mengucapkan jazakallah:- jazakallahu khairan (engkau, lelaki)- jazakillahu khairan (engkau, perempuan)- jazakumullahu khairan (kamu sekalian)- jazahumullahu khairan (mereka)Fatwa ulama seputar ucapan “jazakallah”:Al-Allamah Asy Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah ditanya:Sebagian ikhwan ada yang menambah pada ucapannya dengan mengatakan “jazakallah khaeran wa zawwajaka bikran” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan menikahkanmu dengan seorang perawan), dan yang semisalnya. Bukankah tambahan ini merupakan penambahan dari sabda Rasul shallallahu alaihi wasallam, dimana beliau mengatakan “sungguh dia telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.?Beliau menjawab:Tidak perlu (penambahan) doa seperti ini, sebab boleh jadi (orang yang didoakan) tidak menginginkan do’a yang disebut ini. Boleh jadi orang yang dido’akan dengan do’a ini tidak menghendakinya. Seseorang mendoakan kebaikan, dan setiap kebaikan sudah mencakup dalam keumuman doa ini. Namun jika seseorang menyebutkan do’a ini, bukan berarti bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk menambah dari do’a tersebut. Namun beliau hanya mengabarkan bahwa ucapan ini telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya. Namun seandainya jia dia mendoakan dan berkata: “jazakallahu khaer wabarakallahu fiik wa ‘awwadhaka khaeran” (semoga Allah membalas kebaikanmu dan senantiasa memberkahimu dan menggantimu dengan kebaikan pula” maka hal ini tidak mengapa. Sebab Rasul Shallallahu alaihi wasallam tidak melarang adanya tambahan do’a. Namun tambahan do’a yang mungkin saja tidak pada tempatnya, boleh jadi yang dido’akan dengan do’a tersebut tidak menghendaki apa yang disebut dalam do’a itu.Al-Allamah Asy Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah ditanya:Ada sebagian orang berkata: ada sebagian pula yang menambah tatkala berdo’a dengan mengatakan : jazaakallahu alfa khaer” (semoga Allah membalasmu dengan seribu kebaikan” ?Beliau -hafidzahullah- menjawab:“Demi Allah, kebaikan itu tidak ada batasnya, sedangkan kata seribu itu terbatas, sementara kebaikan tidak ada batasnya. Ini seperti ungkapan sebagian orang “beribu-ribu terima kasih”, seperti ungkapan mereka ini. Namun ungkapan yang disebutkan dalam hadits ini bersifat umum.” (transkrip dari kaset: durus syarah sunan At-Tirmidzi,oleh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah, kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, nomor hadits: 222)Kesimpulan:Ucapan “Waiyyak” secara harfiah artinya “dan kepadamu juga”. Ini adalah bentuk do’a `yang walaupun ulama kita tidak menemukan itu sebagai sunnah. Dalam kasus manapun, namun tidak ada ulama yang melarang berdo’a dengan selain ucapan “Jazakumullah khairan” dengan syarat tidak boleh menganggapnya merupakan bagian dari sunnah. Namun untuk lebih afdholnya kita ucapkan “jazakalla khair”, inilah sunnahnya.Ada satu kaidah ushul fiqih yang dengan ini mudah-mudahan kita bisa terhindar dari bid’ah dan kesalahan-kesalahan dalam beramal atau beribadah.Al-Imam Al-Bukhari (dalam kitab Al-Ilmu) beliau berkata, “Ilmu itu sebelum berkata dan beramal”. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19).Dari ayat yang mulia ini, Allah ta’ala memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat adalah perkara pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi seorang muslim, akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu, hendaknya kita berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat, kalau pada kalimat syahadat saja Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya? Tentunya lebih pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya. Kita tidak boleh asal ikut-ikutan orang lain tanpa dasar ilmu, seseorang sebelum berbuat sesuatu harus mengetahui dengan benar dalil-dalilnya.Muraja’:
- sunniforum.com/forum/showthread.php?t=3105- darussalaf.or.id/stories.php?id=1520- Hisnul Muslim, Syaikh Said bin Ali Al QathaniBagaimana Ucapan yang sempurna dalam menjawab Jazakallohu khoiron..?Oleh : Ummu Shofiyyah al-Balitariyyah
Ucapan Ini Merupakan Amal Sholeh dan Amal Sholeh pun Akan MengucapkannyaUcapan ini bagi yang mengucapkannya adalah ibadah. Karena ucapan ini adalah sebuah doa dan doa itu adalah ibadah.Adapun bagi yang menerimanya, ucapan ini adalah sebuah kalimat yang sangat baik.Membuat wajah ingin tersenyum dan membahagiakan hati…Ucapan ini lebih manis daripada “Syukron”…Dan lebih bermanfaat daripada “terima kasih”…Dan sangat tepat diucapkan oleh seseorang yang ingin menyampaikan kepada temannya bahwa ia tidak mampu membalas kebaikannya.Ucapan yang dimaksud adalah:
“JAZAKALLOHU KHOIRON” [semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan_umum/laki laki].atau “JAZAKILLAHU KHOIRON” [jika yang diberi ucapan adalah wanita].Ucapan ini adalah amalan sholih karena ucapan ini merupakan sunnah Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Sebagaimana dalam hadits Usamah bin Zaid, ia berkata: Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا؛ فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاء“Barang siapa yang diberi suatu kebaikan kepadanya, lalu ia mengucapkan kepada orang yang memberi kebaikan tersebut: “Jazakallohu khoiron”, maka sesungguhnya hal itu sudah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” [HR. at-Tirmidzi no. 1958, an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubro 6/53, dll. Dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rohimahullohu ta’ala dalam Shohih at-Targhib wat Tarhib (969).
Dalam Faidhul Qodir (172/6) dijelaskan:“telah mencukupi rasa syukurnya” maksudnya adalah hal tersebut karena pengakuan terhadap kekurangannya, dan ketidakmampuan dalam membalas kebaikannya, dan mempercayakan membalas kebaikannya pada Alloh agar ia mendapatkan balasan yang sempurna.
Berkata al-allamah al-Utsaimin rohimahulloh dalam Syarah Riyadhus Sholihin :“Hal itu dikarenakan jika Alloh membalas kebaikannya dengan kebaikan, hal itu merupakan kebahagian baginya di dunia dan akhirat.”
CARA MENJAWABNYADan yang utama dalam menjawab kalimat yang bagus ini adalah dengan mengulang kalimat tersebut yakni membalasnya dengan mengatakan :“WA ANTA FAJAZAKALLOHU KHOIRON” atau yang semisalnya.Walaupun membalasnya dengan ucapan “WA IYYAKUM” dan yang semisalnya adalah boleh-boleh saja, namun yang lebih afdhol adalah membalas dengan mengulang lafadz doa tersebut.Sebagaimana DIFATWAKAN oleh Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr hafidzohulloh:السؤال: هل هناك دليل على أن الرد يكون بصيغة (وإياكم)؟
Pertanyaan :...Apakah ada dalil bahwa membalasnya (ucapan jazakallohu khoiron) adalah dengan ucapan “wa iyyakum”?فأجاب: لا , الذي ينبغي أن يقول وجزاكم الله خيرا) يعنى يدعى كما دعا, وإن قال (وإياكم) مثلا عطف على جزاكم ,يعني قول (وإياكم) يعني كما يحصل لنا يحصل لكم .لكن إذا قال: أنتم جزاكم الله خيرا ونص على الدعاء هذا لا شك أنها أوضح وأولى(مفرغ من شريط دروس شرح سنن الترمذي ,كتاب البر والصلة ,رقم:222)Beliau menjawab :“Tidak, sepantasnya dia juga mengatakan “wa jazakallohu khoiron” (dan semoga Allah juga membalasmu dengan kebaikan), yaitu didoakan sebagaimana dia mendoakan, dan seandainya ia mengucapkan semisal “wa iyyakum” sebagai athof (mengikuti) atas ucapan “Jazakum”, yakni ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, semoga kalian juga”.Akan tetapi jika ia membalasnya dengan ucapan “antum jazakumulloh khoiron” dan mengucapkan dengan lafadz do’a tersebut, tidak diragukan lagi bahwa ini lebih jelas dan lebih utama.” [*] –selesai nukilan fatwa Syaikh Abdul Muhsin hafidzohulloh -[*] Di transkrip dari kaset Durus Syarh Sunan at-Tirmidzi, kitab al-Birr wash Shilah no. 222, oleh ustadz Abu Karimah hafidzohulloh. Sumber: http://ibnulqoyyim.com/content/view/36/9/, dengan perubahan dalam terjemahannya.Dan dalil apa yang difatwakan Syaikh Abdul Muhsin di atas adalah sebagaimana dalam hadits berikut :
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu ia berkata:Usaid bin al-Hudhoir an-Naqib al-Asyhali datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, maka ia bercerita kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam tentang sebuah keluarga dari Bani Zhofar yang kebanyakannya adalah wanita, maka Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam membagi kepada mereka sesuatu, membaginya di antara mereka, lalu Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berkata :تركتَنا -يا أسيد!- حتى ذهب ما في أيدينا، فإذا سمعتَ بطعام قد أتاني؛ فأتني فاذكر لي أهل ذلك البيت، أو اذكر لي ذاك. فمكث ما شاء الله، ثم أتى رسولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طعامٌ مِن خيبر: شعيرٌ وتمرٌ، فقسَم النبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في الناس، قال: ثم قسم في الأنصار فأجزل، قال: ثم قسم في أهل ذلك البيت فأجزل، فقال له أسيد شاكرًا له: جزاكَ اللهُ -أيْ رسولَ الله!- أطيبَ الجزاء -أو: خيرًا؛ يشك عاصم- قال : فقال له النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وأنتم معشرَ الأنصار! فجزاكم الله خيرًا- أو: أطيب الجزاء-، فإنكم – ما علمتُ- أَعِفَّةٌ صُبُرٌ“Engkau meninggalkan kami wahai Usaid, sampai habis apa-apa yang ada pada kami, jika engkau mendengar makanan mendatangiku, maka datangilah aku dan ingatkan padaku tentang keluarga itu atau ingatkan padaku hal itu.”Maka setelah beberapa saat, datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam makanan dari khoibar berupa gandum dan kurma, maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam membaginya kepada manusia.Ia berkata:kemudian beliau membaginya kepada kaum Anshor lalu makanan itupun menjadi banyak, lalu ia berkata: kemudian beliau membaginya kepada keluarga tersebut lalu makanan itupun menjadi banyak.
Lalu Usaid pun mengucapkan rasa syukurnya kepada Nabi:“Jazakallohu athyabal jaza’ –atau khoiron- (Semoga Alloh membalasmu -yaitu kepada Rosululloh- dengan sebaik-baik balasan –atau kebaikan), Ashim (perawi hadits, pent) ragu-ragu dalam lafadznya,
lalu ia berkata : Nabi shollallohu alaihi wa sallam kemudian membalasnya :“wa antum ma’syarol Anshor, fa jazakumullohu khoiron –atau athyabal jaza’- (dan Kalian wahai sekalian kaum Anshor, semoga Alloh membalas kalian dengan kebaikan –atau sebaik-baik balasan), sesungguhnya setahuku kalian adalah orang-orang yang sangat menjaga kehormatan lagi penyabar”[HR. an-Nasa’i no. 8345, ath-Thobroni dalam Mu’jam al-Kabir no. 567, Ibnu Hibban no. 7400 & 7402, Abu Ya’la al-Mushili dalam Musnadnya no. 908, dll. Dishohihkan syaikh al-Albani dalam ash-Shohihah no. 3096]
Begitu pula terdapat contoh atsar para salaf yang mengamalkan ucapan ini.Imam Bukhori rohimahulloh meriwayatkan dalam al-Adabul mufrod dengan sanadnya dari Abu Murroh, maula Ummu Hani’ putri Abu Tholib::أنه ركِبَ مع أبي هُريرة إلى أرضِه بالعقيق، فإذا دَخَلَ أرْضَهُ صَاح بأعلى صوتِه : عليكِ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه يا أُمتاه! تقولوعليكَ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه، يقول: رحمكِ اللهُ؛ ربَّيْتِني صغيرًافتقول: يا بُنيّ! وأنتَ فجزاكَ اللهُ خيرًا، ورضي عنك؛ كما بَرَرْتَني كبيرًا
Bahwasanya ia berkendara bersama Abu Huroiroh ke kampung halamannya di ‘Aqiiq.Ketika ia sampai di rumahnya ia berkata dengan mengeraskan suaranya: “Alaikissalam warohmatullohi wabarokatuh wahai ibuku.”Lalu ibunya berkata :” wa’alaikassalam warohmatullohi wabarokatuh.”Ia berkata (bersyukur kepada ibunya, pent) : “Rohimakillah (semoga Alloh merahmatimu wahai ibu), engkau telah merawatku ketika aku masih kecil.”Maka ibunya berkata : “Wahai anakku wa anta fajazakallohu khoiron, semoga Alloh meridhoimu sebagaimana engkau berbuat baik kepadaku saat engkau sudah besar.”[HR. al-Bukhori dalam al-Adabul Mufrod no. 15, syaikh al-Albani rohimahulloh berkata: “sanadnya hasan” dalam shohih al-Adabul Mufrod no. 11]Dalam Thobaqot al-Hanabilah diriwayatkan:أنبأنا المبارك عن أبي إسحاق البرمكي حدثنا محمد بن إسماعيل الوراق حدثنا علي بن محمد قال: حدثني أحمد بن محمد بن مهران حدثنا أحمد بن عصمة النيسابوري حدثنا سلمة بن شبيب قال: عزمت على النقلة إلى مكة فبعت داري فلما فرغتها وسلمتها وقفت على بابها فقلت: يا أهل الدار جاورناكم فأحسنتم جوارنا جزاكم الله خيراً وقد بعنا الدار ونحن على النقلة إلى مكة وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته قال: فأجابني من الدار مجيب فقال: وأنتم فجزاكم الله خيرا ما رأينا منكم إلا خيرا ونحن على النقلة أيضاً فإن الذي اشترى منكم الدار رافضي يشتم أبا بكر وعمر والصحابة رضي الله عنهم.Dari Salamah bin Syabib[**], ia berkata :aku ingin pindah ke Mekkah, lalu akupun menjual rumahku. Ketika urusannya selesai aku pamit kepada tetanggaku dan mengucapkan salam sambil berdiri di depan pintu rumahnya, aku berkata: “Wahai tetanggaku, kami telah hidup bertetangga dengan kalian dan kalianpun telah berbuat baik dalam bertetangga dengan kami, jazakumulloh khoiron, aku telah menjual rumah kami dan kami akan pindah ke Mekkah, wa’alaikumussalam warohmatulloh wa barokatuh.”Lalu seseorang dari rumah itu menjawab:
“wa antum fajazakumulloh khoiron, tidaklah kami melihat pada kalian melainkan kebaikan, tapi kami mau pindah juga karena ternyata yang membeli rumah kalian adalah seorang Rofidhoh (syi’ah) yang mencela Abu Bakr, Umar dan pada shahabat rodhiyallohu anhum.”[Thobaqot al-Hanabilah 1/65, Maktabah Syamilah][**] Salamah bin Syabib (W. 246 H) adalah seorang ulama salaf perowi hadits yang sezaman dengan imam Ahmad bin Hambal, adz-Dzahabi berkata tentang Salamah bin Syabib: “al-Hafidz, Hujjah”.DAN AMAL SHOLEH PUN MENGUCAPKANNYAHal ini terjadi di alam kubur, sebagaimana dalam sebuah hadits yang panjang yang diriwayatkan al-Barro’ bin Azib rodhiyallohu anhu, bahwa setelah seorang hamba yang beriman diuji (dengan pertanyaan dalam kubur, pent) dan ditetapkan dalam menjawab ujian:يَأْتِيهِ آتٍ حَسَنُ الْوَجْهِ طَيِّبُ الرِّيحِ حَسَنُ الثِّيَابِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِكَرَامَةٍ مِنَ اللهِ وَنَعِيمٍ مُقِيمٍ؛فَيَقُولُ: وَأَنْتَ؛ فَبَشَّرَكَ اللهُ بِخَيْرٍ، مَنْ أَنْتَ؟فَيَقُولُ: ”أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ، كُنْتَ –وَاللهِ!- سَرِيعًا فِي طَاعَةِ اللهِ، بَطِيئًا عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ؛ فَجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا.:ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِنَ الْجَنَّةِ وَبَابٌ مِنَ النَّارِ فَيُقَالُ…هَذَا كَانَ مَنْزِلَكَ لَوْ عَصَيْتَ اللهَ، أَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ هَذَاDatanglah seseorang dengan wajah yang baik, berbau wangi dan memakai baju yang bagus, lalu orang tersebut berkata: “Bergembiralah dengan kemuliaan dari Alloh dan kenikmatan yang abadi”, maka hamba yang beriman tersebut bertanya: “Wa anta fa basyarokallohu bi khoirin (dan semoga Alloh juga memberimu kabar gembira berupa kebaikan), siapakah anda?” lalu orang itu menjawab : “aku adalah amal sholehmu, engkau dahulu –demi Alloh- sangat cepat dalam ta’at kepada Alloh sangat lambat (menjauhi, pent) dalam maksiat kepada Alloh, fa jazakallohu khoiron”.
Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu surga dan sebuah pintu neraka, lalu dikatakan: “Ini (neraka) adalah tempatmu seandainya engkau bermaksiat kepada Alloh, dan Alloh telah menggantikan untukmu dengan yang ini (surga)…”[HR. Ahmad no. 17872, Abdurrozzaq dalam Mushonnaf-nya no. 6736,dll. Dishohihkan syaikh al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz hal.158]Maka beruntunglah seorang hamba yang diberi taufik dalam kehidupan dunianya terhadap ucapan yang baik ini, baik ia mengucapkannya maupun ia menerimanya. Dan di akhiratnya ia mendapat kabar gembira dengan ucapan ini oleh amal sholehnya. Seandainya bukan karena keutamaan dan rahmat Alloh maka ia tidak mampu beramal sholeh.
Subhanalloh…Alloh Yang Maha Memberi Nikmat, memberikan nikmat berupa taufik kepada hamba-Nya untuk beramal sholeh, kemudian memberi nikmat lagi berupa menjadikan amal sholehnya memuji hamba tersebut…Subhanalloh…hadits yang mulia ini juga mengingatkan kita untuk cepat dalam ta’at kepada Alloh dan menjauhi maksiat…Semoga Alloh ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk mampu mengamalkan sifat yang mulia ini…Maroji’ :
# Artikel “Hiya Amalun Sholih wa yaquluha al-Amal ash-Sholih” yang ditulis oleh salah seorang putri syaikh al-Albani, yaitu Sukainah bintu Muhammad Nashiruddin al-Albaniyyah hafidzohalloh dalam blog beliau [tamammennah.blogspot.com], dan tulisan ini banyak mengambil faidah dari sana –fa jazahallohu khoiron-.# Transkrip Fatwa Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad oleh ustadz Abu Karimah Askari hafidzohulloh dihttp://ibnulqoyyim.com/content/view/36/9/# Al-Maktabah asy-Syamilah v3, dan penomoran hadits & atsar merujuk kepada software ini.Sumber :http://abu-rabbani.blogspot.com/2009/08/kekeliruan-dalam-mengucapkan-kata.htmlJika ada yang mengucapkan “Ana uhibbuka fillah”, maka jawabnya adalah “ahabbakal ladzii ahbabtanii lahu” (Semoga Allah mencintai kamu yang cinta kepadaku karenaNya) [HASAN. HR.Abu Daud 4/333, Syaikh Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan Abu Daud 3/965].-PustakaSunnah.Wordpress.
berikut ini adalah istilah-istilah singkat yang biasa digunakan oleh para penuntut ilmu syar’i :…Afwan = maaf.Tafadhdhol = silahkan (untuk umumTafadhdholiy = silahkan (untuk perempuan)Mumtaz : Hebat, Nilai sempurna, bagus bangetNa’am : iyaLa adri = tidak tahuSyukron : terima kasih Zadanallah ilman wa hirsha = smoga ALLAH manambah kita ilmu & semangat Yassarallah/sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna = semoga ALLAH mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada Allahummaghfir lana wal muslimin = ya ALLAH ampunilah kami & kaum muslimin
Laqod sodaqta = dengan sebenarnyaIttaqillaah haitsumma kunta = Bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada
Allahul musta’an = hanya ALLAH-lah tempat kita minta tolongBarakallah fikum = semoga ALLAH memberi kalian berkahWa iyyak = sama-samaWa anta kadzalik = begitu jg antumAyyul khidmah = ada yg bisa dibantu ?Nas-alullaha asSalamah wal afiah = kita memohon kepada ALLAH keselamatan dan kebaikan
Jazakumullah khayran = semoga ALLAH memmbalas kalian dengan lebih baikJazaakallahu khayran = semoga ALLAH membalasmu (laki2) dengan lebih baikJazaakillahu khayran = semoga ALLAH memmbalasmu (perempuan) dengan lebih baik
Allahumma ajurny fi mushibaty wakhlufly khairan minha = ya ALLAH berilah pahala pada musibahku dan gantikanlah dg yg lebih baik darinya.Rahimakumullah = smoga ALLAH merahmati kalianHafizhanallah = semoga ALLAH menjaga kitaHadaanallah = semoga ALLAH memberikan kita petunjuk/hidayah.Allahu yahdik = semoga Allah memberimu petunjuk/hidayah
‘ala rohatik = ‘ala kaifik = tereserah anda…(biasanya digunakan dalam percakapan bebas, atau lebih halusnya silahkan dikondisikan saja..)
ana = y = sayaanta = ka = kamu laki2anti = ki = kamu prempuan(maksudnya ==> kalau untuk kepada kamu laki2= kaifa haluka ? ; Kalau kepada kamu perempuan : kaifa haluki?)antum = kum = kalian laki2antunna = kunn = kalian prempuanhuwa = hu = dia laki2hiya = ha = dia prempuan ===
maa dza ta’malu ? = apa yg sedang kamu kerjakan ?maa dza ta’maluna ? = apa yg sedang kalian kerjakan ?qoro’tu fiil madi = aku telah membacaahfadhuhaa mahlan mahlan = saya akan menghafalnya pelan-pelanﺃَﺣْﻤَﺪ: ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﻧْﺖَ ﻗَﺎﺩِﻡ ﻳَﺎ ﺃَﺧِﻲ؟Min aina anta qaadim, ya akhii? / Dari mana Anda berasal, wahai Saudaraku?ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﺃَﻧَﺎ ﻗَﺎﺩِﻡ ﻣِﻦْ ﺟَﺎﻭَﻯ ﺍﻟﺸَّﺮْﻗِﻴَّﺔAnaa qaadim min Jaawaa asy-syarqiyyah / Saya berasal dari Jawa Timurﺃَﺣْﻤَﺪ: ﻫَﻞْ ﺃَﻧْﺖَ ﻃَﺎﻟِﺐ؟Hal anta thaalib? / Apakah Anda seorang mahasiswa?
ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﻻَ ﺃَﻧَﺎ ﻣُﻮَﻇَّﻒLaa, anaa muwadhdhaf / Tidak, saya seorang karyawanﺃَﺣْﻤَﺪ: ﺃَﻳْﻦَ ﻣَﻜْﺘَﺒُﻚَ؟Aina maktabuka? / Di mana kantormu?ﻣُﺤَﻤَّﺪ: ﻣَﻜْﺘَﺒِﻲ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸَّﺎﺭِﻉ ﺳُﻮﺩِﺭْﻣَﺎﻥMaktabii fisy-syaari’ Sudirman / Kantorku di jalan Sudirmanﺃَﺣْﻤَﺪ: ﺑِﻤَﺎﺫَﺍ ﺗَﺬْﻫَﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘَﺐ؟Bimaadzaa tadzhab ilal-maktab? / Dengan apa Anda pergi ke kantorﻣُﺤَﻤّﺪ: ﺃَﺫْﻫَﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﻤَﻜْﺘَﺐ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴَّﺎﺭَﺓ
Adzhab ilal-maktab bis-sayyaarah / Saya pergi ke kantor dengan mobilAkalti : kamu sudah makanana ata’allamu = saya sedang belajarnahnu nata’allamu = kami sedang belajar al idhofatu = sandarancontoh :———kitaabun – Muhammad –> kitaabun Muhammadin = bukunya Muhammad –> nah, ini dalam bahasa arab disebut : mudhoofun ilaih (mabniun alal kasry) lagi.. baitun – mudarrisyun –> baitu mudarrisyin/baitul mudarrisyi = rumah gurunah..TIPS:bagaimana kalau berdiskusi dgn para ahlul bid’ah dan mereka tetap bersikeras kepada kebid’ahannya ?Cukup tutup dengan kalimat,
“mau’iduna yaumal jana’iz!” = nantikanlah sampai kematian menjemput andaSetelah itu, tinggalkan tempat kejadian perkaraselesai___________________________________________Afwan, berhubung ada yang bertanya tentang arti kalimat2 umum dan sederhana dalam bahasa Arab yang sering di gunakan di group ini, maka semoga artikel sederhana (terjemahan bebas) ini bermanfaat.
- ana = saya- anta = ka = kamu laki2- anti = ki = kamu prempuan- antum = kum = kalian laki2- antunna = kunn = kalian prempuan- huwa = hu = dia laki2- hiya = ha = dia perempuan- ya akhi = wahai saudaraku (laki2)- ya ukhti = wahai saudaraku (perempuan)- Akhi fillah = saudaraku seiman (kepada Allah)
- Jazaakallahu khayran = smoga ALLAH memmbalasmu dengan kebaikan.- Jazakumullah khayiran = smoga ALLAH memmbalas kalian dengan kebaikan- Allahu yahdik = Semoga Allah memberimu petunjuk- Rahimahullah = Semoga Allah merahmatinya- Rahimakumullah = smoga ALLAH mrahmati kalian- Hafizhanallah = smoga ALLAH menjaga kita- Hadaanallah = semoga ALLAH memberikan kita petunjuk.- Afwan = maaf- ISTAGHFARA-YASTAGHFIRU (استغفر) = meminta ampun.
- Zadanallah ilman wa hirshan = Semoga ALLAH manambah kita ilmu & smangat- Yassarallah / sahhalallah lanal khaira haitsuma kunna = Semoga ALLAH mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada
- Allahummaghfir lana wal muslimin = ya ALLAH ampunilah kami & kaum muslimin- Allahul musta’an = hanya ALLAH lah tempat kita minta tolong- Barakallahu fiik/kum = Semoga ALLAH memberi kalian berkah- Wa iyyak/kum = sama2- Wa anta kadzaalik = begitu jg antum- Nas-alullaha assalamah wal aafiah = kita memohon kepada ALLAH keselamatan dan kebaikan
dipersilahkan bagi yg mau menambahkan / mengkoreksi,& kalo ada yg mau menambahkan dgn huruf hijaiyah itu lebih baikjazakumullah khayran
ana aidon = aku jugathoyyib = baik lah..laa bahsa = ga papamafi musykila = ga masalahsway-sway = dikit-dikit_________________________________kata ‘afwan dibeberapa ayat dengan beberapa makna yang saling berbeda. Antara lain:Pertama, ( ولقد عفا الله عنهم) QS. Ali Imran : 155, maknanya maaf.Kedua, (إلا أن يعفون أو يعفو الذي بيده عقدة النكاح) QS. Al-Baqarah : 237, maknanya meninggalkan.Ketiga, (ثمّ بدّلنا مكان السيئة الحسنة حتى عفوا) QS. al-A’raf : 95, maknanya tambah banyak.Keempat, (ويسألونك ما ذا ينفقون قل العفو) QS. al-Baqarah : 219, maknanya kelebihan dari harta.Dari beberapa kata “afwan” yang ada dalam al-Quran tersebut, dapat kita tafsirkan makna dari kata “afwan”:Menurut pengertian pertama, “maafkan saya atas kekurangan saya yang tidak mampu memberikan pelayanan lebih.”Menurut pengertian kedua, “tinggalkan terimakasih tersebut, karena saya tak butuh terima kasih itu.”Menurut pengertian ketiga, “diantara kita ada yang lebih banyak dari apa yang telah saya berikan.”Menurut pengertian keempat, “apa yang telah saya berikan merupakan limpahan pemberian yang tidak berhak disyukuri.”Wallahu a’lam.penggunaan ‘afwan’ kalau dalam keseharian sama dengan ‘you welcome’ dlm bhs Inggris. juga sering digunakan sebagai permintaan maaf dalam mengusulkan sesuatu, atau kalau tidak dapat memenuhi sesuatu. (dikedua kesempatan ini kata ‘afwan’ digunakan commonly) Wallahu’aklam.. Nah, ngomong2 soal “wa iyyaka” atau “wa iyyakum”, kayaknya ada artikel bagus nih, khusus membahas masalah ucapan “wa iyyaka” atau “wa iyyakum”———Banyak orang yang sering mengucapkan “waiyyak (dan kepadamu juga)” atau “waiyyakum (dan kepada kalian juga)” ketika telah dido’akan atau mendapat kebaikan dari seseorang. Apakah ada sunnahnya mengucapkan seperti ini? Lalu bagaimanakah ucapan yang sebenarnya ketika seseorang telah mendapat kebaikan dari orang lain misalnya ucapan “jazakallah khair atau barakalahu fiikum”?Berikut fatwa Ulama yang berkaitan dengan ucapan tersebut:Asy Syaikh Muhammad ‘Umar Baazmool, pengajar di Universitas Ummul Quraa Mekah, ditanya: Beberapa orang sering mengatakan “Amiin, waiyyaak” (yang artinya “Amiin, dan kepadamu juga”) setelah seseorang mengucapkan “Jazakallahu khairan” (yang berarti “semoga ALLAH membalas kebaikanmu”). Apakah merupakan suatu keharusan untuk membalas dengan perkataan ini setiap saat?Beliau menjawab:Ada banyak riwayat dari sahabat dan dari Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam, dan ada riwayat yang menjelaskan tindakan ulama. Dalam riwayat mereka yang mengatakan “Jazakalahu khairan,” tidak ada yang menyebutkan bahwa mereka secara khusus membalas dengan perkataan “wa iyyaakum.”Karena ini, mereka yang berpegang pada perkataan “wa iyyaakum,” setelah doa apapun, dan tidak berkata “Jazakallahu khairan,” mereka telah jatuh ke dalam suatu yang baru yang telah ditambahkan (untuk agama).Al-Allamah Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah Ta’ala ditanya: apakah ada dalil bahwa ketika membalasnya dengan mengucapkan “wa iyyakum” (dan kepadamu juga)?Beliau menjawab:“tidak ada dalilnya, sepantasnya dia juga mengatakan “jazakallahu khair” (semoga Allah membalasmu kebaikan pula), yaitu dido’akan sebagaimana dia berdo’a, meskipun perkataan seperti “wa iyyakum” sebagai athaf (mengikuti) ucapan “jazaakum”, yaitu ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, juga kalian” ,namun jika dia mengatakan “jazakalallahu khair” dan menyebut do’a tersebut secara nash, tidak diragukan lagi bahwa hal ini lebih utama dan lebih afdhal.”Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi ditanya: Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terimakasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada kita?Beliau menjawab:Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan, “Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu.” Dan pada Allah-lah terdapat kemenangan.Menjawab dengan “Wafiika barakallah”.Apabila ada seseorang yang telah mengucapkan do’a “Barakallahu fiikum atau Barakallahu fiika” kepada kita, maka kita menjawabnya: “Wafiika barakallah” (Semoga Allah juga melimpahkan berkah kepadamu) (lihat Ibnu Sunni hal. 138, no. 278, lihat Al-Waabilush Shayyib Ibnil Qayyim, hal. 304. Tahqiq Muhammad Uyun)Menjawab dengan “jazakallahu khair”.Ada satu hadits yang menjelaskan sunnahnya mengucapkan “jazakallahu khairan”, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:“Barangsiapa yang diberikan satu perbuatan kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan : jazaakallahu khair (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” (HR.At-Tirmidzi (2035), An-Nasaai dalam Al-kubra (6/53), Al-Maqdisi dalam Al-mukhtarah: 4/1321, Ibnu Hibban: 3413, Al-Bazzar dalam musnadnya:7/54. Hadits ini dishahihkan Al-Albani dalam shahih Tirmidzi)
Ada beberapa ketentuan dalam mengucapkan jazakallah:- jazakallahu khairan (engkau, lelaki)- jazakillahu khairan (engkau, perempuan)- jazakumullahu khairan (kamu sekalian)- jazahumullahu khairan (mereka)Fatwa ulama seputar ucapan “jazakallah”:Al-Allamah Asy Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah ditanya:Sebagian ikhwan ada yang menambah pada ucapannya dengan mengatakan “jazakallah khaeran wa zawwajaka bikran” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan dan menikahkanmu dengan seorang perawan), dan yang semisalnya. Bukankah tambahan ini merupakan penambahan dari sabda Rasul shallallahu alaihi wasallam, dimana beliau mengatakan “sungguh dia telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.?Beliau menjawab:Tidak perlu (penambahan) doa seperti ini, sebab boleh jadi (orang yang didoakan) tidak menginginkan do’a yang disebut ini. Boleh jadi orang yang dido’akan dengan do’a ini tidak menghendakinya. Seseorang mendoakan kebaikan, dan setiap kebaikan sudah mencakup dalam keumuman doa ini. Namun jika seseorang menyebutkan do’a ini, bukan berarti bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk menambah dari do’a tersebut. Namun beliau hanya mengabarkan bahwa ucapan ini telah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya. Namun seandainya jia dia mendoakan dan berkata: “jazakallahu khaer wabarakallahu fiik wa ‘awwadhaka khaeran” (semoga Allah membalas kebaikanmu dan senantiasa memberkahimu dan menggantimu dengan kebaikan pula” maka hal ini tidak mengapa. Sebab Rasul Shallallahu alaihi wasallam tidak melarang adanya tambahan do’a. Namun tambahan do’a yang mungkin saja tidak pada tempatnya, boleh jadi yang dido’akan dengan do’a tersebut tidak menghendaki apa yang disebut dalam do’a itu.Al-Allamah Asy Syaikh Abdul Muhsin hafizhahullah ditanya:Ada sebagian orang berkata: ada sebagian pula yang menambah tatkala berdo’a dengan mengatakan : jazaakallahu alfa khaer” (semoga Allah membalasmu dengan seribu kebaikan” ?Beliau -hafidzahullah- menjawab:“Demi Allah, kebaikan itu tidak ada batasnya, sedangkan kata seribu itu terbatas, sementara kebaikan tidak ada batasnya. Ini seperti ungkapan sebagian orang “beribu-ribu terima kasih”, seperti ungkapan mereka ini. Namun ungkapan yang disebutkan dalam hadits ini bersifat umum.” (transkrip dari kaset: durus syarah sunan At-Tirmidzi,oleh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullah, kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, nomor hadits: 222)Kesimpulan:Ucapan “Waiyyak” secara harfiah artinya “dan kepadamu juga”. Ini adalah bentuk do’a `yang walaupun ulama kita tidak menemukan itu sebagai sunnah. Dalam kasus manapun, namun tidak ada ulama yang melarang berdo’a dengan selain ucapan “Jazakumullah khairan” dengan syarat tidak boleh menganggapnya merupakan bagian dari sunnah. Namun untuk lebih afdholnya kita ucapkan “jazakalla khair”, inilah sunnahnya.Ada satu kaidah ushul fiqih yang dengan ini mudah-mudahan kita bisa terhindar dari bid’ah dan kesalahan-kesalahan dalam beramal atau beribadah.Al-Imam Al-Bukhari (dalam kitab Al-Ilmu) beliau berkata, “Ilmu itu sebelum berkata dan beramal”. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu” (QS. Muhammad: 19).Dari ayat yang mulia ini, Allah ta’ala memulai dengan ilmu sebelum seseorang mengucapkan syahadat, padahal syahadat adalah perkara pertama yang dilakukan seorang muslim ketika ia ingin menjadi seorang muslim, akan tetapi Allah mendahului syahadat tersebut dengan ilmu, hendaknya kita berilmu dahulu sebelum mengucapkan syahadat, kalau pada kalimat syahadat saja Allah berfirman seperti ini maka bagaimana dengan amalan lainnya? Tentunya lebih pantas lagi kita berilmu baru kemudian mengamalkannya. Kita tidak boleh asal ikut-ikutan orang lain tanpa dasar ilmu, seseorang sebelum berbuat sesuatu harus mengetahui dengan benar dalil-dalilnya.Muraja’:
- sunniforum.com/forum/showthread.php?t=3105- darussalaf.or.id/stories.php?id=1520- Hisnul Muslim, Syaikh Said bin Ali Al QathaniBagaimana Ucapan yang sempurna dalam menjawab Jazakallohu khoiron..?Oleh : Ummu Shofiyyah al-Balitariyyah
Ucapan Ini Merupakan Amal Sholeh dan Amal Sholeh pun Akan MengucapkannyaUcapan ini bagi yang mengucapkannya adalah ibadah. Karena ucapan ini adalah sebuah doa dan doa itu adalah ibadah.Adapun bagi yang menerimanya, ucapan ini adalah sebuah kalimat yang sangat baik.Membuat wajah ingin tersenyum dan membahagiakan hati…Ucapan ini lebih manis daripada “Syukron”…Dan lebih bermanfaat daripada “terima kasih”…Dan sangat tepat diucapkan oleh seseorang yang ingin menyampaikan kepada temannya bahwa ia tidak mampu membalas kebaikannya.Ucapan yang dimaksud adalah:
“JAZAKALLOHU KHOIRON” [semoga Alloh membalasmu dengan kebaikan_umum/laki laki].atau “JAZAKILLAHU KHOIRON” [jika yang diberi ucapan adalah wanita].Ucapan ini adalah amalan sholih karena ucapan ini merupakan sunnah Nabi shollallohu alaihi wa sallam. Sebagaimana dalam hadits Usamah bin Zaid, ia berkata: Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ: جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا؛ فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاء“Barang siapa yang diberi suatu kebaikan kepadanya, lalu ia mengucapkan kepada orang yang memberi kebaikan tersebut: “Jazakallohu khoiron”, maka sesungguhnya hal itu sudah mencukupi dalam menyatakan rasa syukurnya.” [HR. at-Tirmidzi no. 1958, an-Nasa’i dalam as-Sunan al-Kubro 6/53, dll. Dan dishohihkan oleh Syaikh al-Albani rohimahullohu ta’ala dalam Shohih at-Targhib wat Tarhib (969).
Dalam Faidhul Qodir (172/6) dijelaskan:“telah mencukupi rasa syukurnya” maksudnya adalah hal tersebut karena pengakuan terhadap kekurangannya, dan ketidakmampuan dalam membalas kebaikannya, dan mempercayakan membalas kebaikannya pada Alloh agar ia mendapatkan balasan yang sempurna.
Berkata al-allamah al-Utsaimin rohimahulloh dalam Syarah Riyadhus Sholihin :“Hal itu dikarenakan jika Alloh membalas kebaikannya dengan kebaikan, hal itu merupakan kebahagian baginya di dunia dan akhirat.”
CARA MENJAWABNYADan yang utama dalam menjawab kalimat yang bagus ini adalah dengan mengulang kalimat tersebut yakni membalasnya dengan mengatakan :“WA ANTA FAJAZAKALLOHU KHOIRON” atau yang semisalnya.Walaupun membalasnya dengan ucapan “WA IYYAKUM” dan yang semisalnya adalah boleh-boleh saja, namun yang lebih afdhol adalah membalas dengan mengulang lafadz doa tersebut.Sebagaimana DIFATWAKAN oleh Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad al-Badr hafidzohulloh:السؤال: هل هناك دليل على أن الرد يكون بصيغة (وإياكم)؟
Pertanyaan :...Apakah ada dalil bahwa membalasnya (ucapan jazakallohu khoiron) adalah dengan ucapan “wa iyyakum”?فأجاب: لا , الذي ينبغي أن يقول وجزاكم الله خيرا) يعنى يدعى كما دعا, وإن قال (وإياكم) مثلا عطف على جزاكم ,يعني قول (وإياكم) يعني كما يحصل لنا يحصل لكم .لكن إذا قال: أنتم جزاكم الله خيرا ونص على الدعاء هذا لا شك أنها أوضح وأولى(مفرغ من شريط دروس شرح سنن الترمذي ,كتاب البر والصلة ,رقم:222)Beliau menjawab :“Tidak, sepantasnya dia juga mengatakan “wa jazakallohu khoiron” (dan semoga Allah juga membalasmu dengan kebaikan), yaitu didoakan sebagaimana dia mendoakan, dan seandainya ia mengucapkan semisal “wa iyyakum” sebagai athof (mengikuti) atas ucapan “Jazakum”, yakni ucapan “wa iyyakum” bermakna “sebagaimana kami mendapat kebaikan, semoga kalian juga”.Akan tetapi jika ia membalasnya dengan ucapan “antum jazakumulloh khoiron” dan mengucapkan dengan lafadz do’a tersebut, tidak diragukan lagi bahwa ini lebih jelas dan lebih utama.” [*] –selesai nukilan fatwa Syaikh Abdul Muhsin hafidzohulloh -[*] Di transkrip dari kaset Durus Syarh Sunan at-Tirmidzi, kitab al-Birr wash Shilah no. 222, oleh ustadz Abu Karimah hafidzohulloh. Sumber: http://ibnulqoyyim.com/content/view/36/9/, dengan perubahan dalam terjemahannya.Dan dalil apa yang difatwakan Syaikh Abdul Muhsin di atas adalah sebagaimana dalam hadits berikut :
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu anhu ia berkata:Usaid bin al-Hudhoir an-Naqib al-Asyhali datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, maka ia bercerita kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam tentang sebuah keluarga dari Bani Zhofar yang kebanyakannya adalah wanita, maka Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam membagi kepada mereka sesuatu, membaginya di antara mereka, lalu Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berkata :تركتَنا -يا أسيد!- حتى ذهب ما في أيدينا، فإذا سمعتَ بطعام قد أتاني؛ فأتني فاذكر لي أهل ذلك البيت، أو اذكر لي ذاك. فمكث ما شاء الله، ثم أتى رسولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طعامٌ مِن خيبر: شعيرٌ وتمرٌ، فقسَم النبيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في الناس، قال: ثم قسم في الأنصار فأجزل، قال: ثم قسم في أهل ذلك البيت فأجزل، فقال له أسيد شاكرًا له: جزاكَ اللهُ -أيْ رسولَ الله!- أطيبَ الجزاء -أو: خيرًا؛ يشك عاصم- قال : فقال له النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وأنتم معشرَ الأنصار! فجزاكم الله خيرًا- أو: أطيب الجزاء-، فإنكم – ما علمتُ- أَعِفَّةٌ صُبُرٌ“Engkau meninggalkan kami wahai Usaid, sampai habis apa-apa yang ada pada kami, jika engkau mendengar makanan mendatangiku, maka datangilah aku dan ingatkan padaku tentang keluarga itu atau ingatkan padaku hal itu.”Maka setelah beberapa saat, datang kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam makanan dari khoibar berupa gandum dan kurma, maka Nabi shollallohu alaihi wa sallam membaginya kepada manusia.Ia berkata:kemudian beliau membaginya kepada kaum Anshor lalu makanan itupun menjadi banyak, lalu ia berkata: kemudian beliau membaginya kepada keluarga tersebut lalu makanan itupun menjadi banyak.
Lalu Usaid pun mengucapkan rasa syukurnya kepada Nabi:“Jazakallohu athyabal jaza’ –atau khoiron- (Semoga Alloh membalasmu -yaitu kepada Rosululloh- dengan sebaik-baik balasan –atau kebaikan), Ashim (perawi hadits, pent) ragu-ragu dalam lafadznya,
lalu ia berkata : Nabi shollallohu alaihi wa sallam kemudian membalasnya :“wa antum ma’syarol Anshor, fa jazakumullohu khoiron –atau athyabal jaza’- (dan Kalian wahai sekalian kaum Anshor, semoga Alloh membalas kalian dengan kebaikan –atau sebaik-baik balasan), sesungguhnya setahuku kalian adalah orang-orang yang sangat menjaga kehormatan lagi penyabar”[HR. an-Nasa’i no. 8345, ath-Thobroni dalam Mu’jam al-Kabir no. 567, Ibnu Hibban no. 7400 & 7402, Abu Ya’la al-Mushili dalam Musnadnya no. 908, dll. Dishohihkan syaikh al-Albani dalam ash-Shohihah no. 3096]
Begitu pula terdapat contoh atsar para salaf yang mengamalkan ucapan ini.Imam Bukhori rohimahulloh meriwayatkan dalam al-Adabul mufrod dengan sanadnya dari Abu Murroh, maula Ummu Hani’ putri Abu Tholib::أنه ركِبَ مع أبي هُريرة إلى أرضِه بالعقيق، فإذا دَخَلَ أرْضَهُ صَاح بأعلى صوتِه : عليكِ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه يا أُمتاه! تقولوعليكَ السَّلامُ ورحمةُ اللهِ وبركاتُه، يقول: رحمكِ اللهُ؛ ربَّيْتِني صغيرًافتقول: يا بُنيّ! وأنتَ فجزاكَ اللهُ خيرًا، ورضي عنك؛ كما بَرَرْتَني كبيرًا
Bahwasanya ia berkendara bersama Abu Huroiroh ke kampung halamannya di ‘Aqiiq.Ketika ia sampai di rumahnya ia berkata dengan mengeraskan suaranya: “Alaikissalam warohmatullohi wabarokatuh wahai ibuku.”Lalu ibunya berkata :” wa’alaikassalam warohmatullohi wabarokatuh.”Ia berkata (bersyukur kepada ibunya, pent) : “Rohimakillah (semoga Alloh merahmatimu wahai ibu), engkau telah merawatku ketika aku masih kecil.”Maka ibunya berkata : “Wahai anakku wa anta fajazakallohu khoiron, semoga Alloh meridhoimu sebagaimana engkau berbuat baik kepadaku saat engkau sudah besar.”[HR. al-Bukhori dalam al-Adabul Mufrod no. 15, syaikh al-Albani rohimahulloh berkata: “sanadnya hasan” dalam shohih al-Adabul Mufrod no. 11]Dalam Thobaqot al-Hanabilah diriwayatkan:أنبأنا المبارك عن أبي إسحاق البرمكي حدثنا محمد بن إسماعيل الوراق حدثنا علي بن محمد قال: حدثني أحمد بن محمد بن مهران حدثنا أحمد بن عصمة النيسابوري حدثنا سلمة بن شبيب قال: عزمت على النقلة إلى مكة فبعت داري فلما فرغتها وسلمتها وقفت على بابها فقلت: يا أهل الدار جاورناكم فأحسنتم جوارنا جزاكم الله خيراً وقد بعنا الدار ونحن على النقلة إلى مكة وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته قال: فأجابني من الدار مجيب فقال: وأنتم فجزاكم الله خيرا ما رأينا منكم إلا خيرا ونحن على النقلة أيضاً فإن الذي اشترى منكم الدار رافضي يشتم أبا بكر وعمر والصحابة رضي الله عنهم.Dari Salamah bin Syabib[**], ia berkata :aku ingin pindah ke Mekkah, lalu akupun menjual rumahku. Ketika urusannya selesai aku pamit kepada tetanggaku dan mengucapkan salam sambil berdiri di depan pintu rumahnya, aku berkata: “Wahai tetanggaku, kami telah hidup bertetangga dengan kalian dan kalianpun telah berbuat baik dalam bertetangga dengan kami, jazakumulloh khoiron, aku telah menjual rumah kami dan kami akan pindah ke Mekkah, wa’alaikumussalam warohmatulloh wa barokatuh.”Lalu seseorang dari rumah itu menjawab:
“wa antum fajazakumulloh khoiron, tidaklah kami melihat pada kalian melainkan kebaikan, tapi kami mau pindah juga karena ternyata yang membeli rumah kalian adalah seorang Rofidhoh (syi’ah) yang mencela Abu Bakr, Umar dan pada shahabat rodhiyallohu anhum.”[Thobaqot al-Hanabilah 1/65, Maktabah Syamilah][**] Salamah bin Syabib (W. 246 H) adalah seorang ulama salaf perowi hadits yang sezaman dengan imam Ahmad bin Hambal, adz-Dzahabi berkata tentang Salamah bin Syabib: “al-Hafidz, Hujjah”.DAN AMAL SHOLEH PUN MENGUCAPKANNYAHal ini terjadi di alam kubur, sebagaimana dalam sebuah hadits yang panjang yang diriwayatkan al-Barro’ bin Azib rodhiyallohu anhu, bahwa setelah seorang hamba yang beriman diuji (dengan pertanyaan dalam kubur, pent) dan ditetapkan dalam menjawab ujian:يَأْتِيهِ آتٍ حَسَنُ الْوَجْهِ طَيِّبُ الرِّيحِ حَسَنُ الثِّيَابِ، فَيَقُولُ: أَبْشِرْ بِكَرَامَةٍ مِنَ اللهِ وَنَعِيمٍ مُقِيمٍ؛فَيَقُولُ: وَأَنْتَ؛ فَبَشَّرَكَ اللهُ بِخَيْرٍ، مَنْ أَنْتَ؟فَيَقُولُ: ”أَنَا عَمَلُكَ الصَّالِحُ، كُنْتَ –وَاللهِ!- سَرِيعًا فِي طَاعَةِ اللهِ، بَطِيئًا عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ؛ فَجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا.:ثُمَّ يُفْتَحُ لَهُ بَابٌ مِنَ الْجَنَّةِ وَبَابٌ مِنَ النَّارِ فَيُقَالُ…هَذَا كَانَ مَنْزِلَكَ لَوْ عَصَيْتَ اللهَ، أَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ هَذَاDatanglah seseorang dengan wajah yang baik, berbau wangi dan memakai baju yang bagus, lalu orang tersebut berkata: “Bergembiralah dengan kemuliaan dari Alloh dan kenikmatan yang abadi”, maka hamba yang beriman tersebut bertanya: “Wa anta fa basyarokallohu bi khoirin (dan semoga Alloh juga memberimu kabar gembira berupa kebaikan), siapakah anda?” lalu orang itu menjawab : “aku adalah amal sholehmu, engkau dahulu –demi Alloh- sangat cepat dalam ta’at kepada Alloh sangat lambat (menjauhi, pent) dalam maksiat kepada Alloh, fa jazakallohu khoiron”.
Kemudian dibukakan untuknya sebuah pintu surga dan sebuah pintu neraka, lalu dikatakan: “Ini (neraka) adalah tempatmu seandainya engkau bermaksiat kepada Alloh, dan Alloh telah menggantikan untukmu dengan yang ini (surga)…”[HR. Ahmad no. 17872, Abdurrozzaq dalam Mushonnaf-nya no. 6736,dll. Dishohihkan syaikh al-Albani dalam Ahkamul Jana’iz hal.158]Maka beruntunglah seorang hamba yang diberi taufik dalam kehidupan dunianya terhadap ucapan yang baik ini, baik ia mengucapkannya maupun ia menerimanya. Dan di akhiratnya ia mendapat kabar gembira dengan ucapan ini oleh amal sholehnya. Seandainya bukan karena keutamaan dan rahmat Alloh maka ia tidak mampu beramal sholeh.
Subhanalloh…Alloh Yang Maha Memberi Nikmat, memberikan nikmat berupa taufik kepada hamba-Nya untuk beramal sholeh, kemudian memberi nikmat lagi berupa menjadikan amal sholehnya memuji hamba tersebut…Subhanalloh…hadits yang mulia ini juga mengingatkan kita untuk cepat dalam ta’at kepada Alloh dan menjauhi maksiat…Semoga Alloh ta’ala memberikan taufik kepada kita untuk mampu mengamalkan sifat yang mulia ini…Maroji’ :
# Artikel “Hiya Amalun Sholih wa yaquluha al-Amal ash-Sholih” yang ditulis oleh salah seorang putri syaikh al-Albani, yaitu Sukainah bintu Muhammad Nashiruddin al-Albaniyyah hafidzohalloh dalam blog beliau [tamammennah.blogspot.com], dan tulisan ini banyak mengambil faidah dari sana –fa jazahallohu khoiron-.# Transkrip Fatwa Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad oleh ustadz Abu Karimah Askari hafidzohulloh dihttp://ibnulqoyyim.com/content/view/36/9/# Al-Maktabah asy-Syamilah v3, dan penomoran hadits & atsar merujuk kepada software ini.Sumber :http://abu-rabbani.blogspot.com/2009/08/kekeliruan-dalam-mengucapkan-kata.htmlJika ada yang mengucapkan “Ana uhibbuka fillah”, maka jawabnya adalah “ahabbakal ladzii ahbabtanii lahu” (Semoga Allah mencintai kamu yang cinta kepadaku karenaNya) [HASAN. HR.Abu Daud 4/333, Syaikh Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan Abu Daud 3/965].-PustakaSunnah.Wordpress.
Wednesday, December 28, 2011
LIDAH ITU LEBIH TAJAM DRPD PEDANG.....
ASSALAMUALAIKUM.....
nk share pasal fitnah ni....berlaku dlm ape jua keadaan dan tujuan tp bg sy ia tidak melemahkan semangat sy untuk meneruskan amanah ALLAH serta ANUGERAH ALLAH kpd sy....
sy adalah guru mngaji yg mana pd awalnya sy sendiri pun x yakin yg sy boleh mngajar....atas kepercayaan sahabat2 sy pd mulanya mengajar 4 org murid termasuklah anak sy sendiri.....alhamdulillah berjalan lancar serta ilmu yg ada sy turunkan sepenuhnya pd murid2 sy tanpa ada perasaan tamak.....fikir ia anugerah allah pd sy dan sy wajib panjangkn ilmu yg sy dpt...
sy juga x duduk diam sambil tambahkan ilmu dgn kursus2 jngka pendek bukan shj d surau2 @ masjid...ada juga ke institusi pngajian seperti di UTM & UKM....
Bukan nk bangga diri tp ini juga termasuk dlm fitnah yg ditaburkan pd sy kerana isu tiada tauliah....
pesan saya jika anda mengajar apa shj ilmu....berikan sepenuh ilmu itu pd murid2 anda kerana ini adalah ilmu yg ALLAH pinjamkan pada anda dan bila2 masa shj allah akn tarik jika ia berkehendakkan begitu.....selain itu ia adalah amanah yg allah kurniakan pd seseorang utk di sampaikan seperti mana sabda rasullullah saw..., “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat.” Hadis Riwayat Ahmad, Bukhari, Tarmidzi.
bila kita didik anak murid dgn baik ...insyaallah anak murid kita akan melambangkan apa yg dia dpt dr kita....maksud sy....kalau seorang guru itu baik bacaannya...insyaallah bacaan anak muridnya pun baik jd kita x perlu takut hasilnya...
nk jdkan cerita,....baru2 ini satu majlis perujian tilawah al-quran telah di adakn dn sy di MINTA mnghantar wakil bg berbagai ketegori umur....garis panduan telah di berikan dan sebagai guru sy memikul amanah untuk melatih murid sy....saringan pertama telah ditetapkan.....JUZ AMMAH...iaitu ayat2 lazim.....dlm juz ammah....ada 2 surah yg terdapat 2 hukum TAJWID yg jarang terdapat ...iaitu surah al-'alaq dan surah al-muthoffifin.....iaitu 1)tanda ayat sajadah di akhir surah al-'alaq 2)sin saktah....dlm surah al-muthoffifin....
apa yg jd masaalahnya disini....anak murid sy telah menang dgn peratusan 80% keatas....yg jd fitnahnya ada dikalangan guru serta mak2 peserta mengatakan sy awal2 dah tau surah mana yg akan di keluarkan.....astaghfirullah!! bawa2 lah mngucap mak2 sekelian.....kalau anda telah mendidik anak2 murid anda dgn baik mengapa anda perlu takut serta x puas hati....anak murid anda adalah ACUAN anda....baik anda baca dan ajar, baiklah anak murid anda....
apa yg sy luahkan ini harap di jadikan iktibar pd sahabat2....bukan sy marah tp sy bahagia kerana ALLAH kurniakan sy tahap ujian yg sy rasa sy boleh menghadapinya dgn penuh kesyukuran....
kesabaran ini membuatkn sy bertambah kuat serta berazam untuk mendidik anak2 murid sy dgn penuh keikhlasan......
nasihat sy pd yg menabur fitnah tersebut....yakinlah dgn allah....sekiranya anda didik anak2 tersebut dgn baik insyaallah , allah akn balas kamu dgn ganjarannya dan jangan harapkan pujian manusia....
jangan lah kita menunjukkan kekurangan aqal sebaliknya gunakan sebaik2nya...perempuan dgn aqal yg 1, dan 9 nafsu....mampu mngatasi kaum ADAM tuk mendapat keredaan ALLAH....INSYAALLAH
nk share pasal fitnah ni....berlaku dlm ape jua keadaan dan tujuan tp bg sy ia tidak melemahkan semangat sy untuk meneruskan amanah ALLAH serta ANUGERAH ALLAH kpd sy....
sy adalah guru mngaji yg mana pd awalnya sy sendiri pun x yakin yg sy boleh mngajar....atas kepercayaan sahabat2 sy pd mulanya mengajar 4 org murid termasuklah anak sy sendiri.....alhamdulillah berjalan lancar serta ilmu yg ada sy turunkan sepenuhnya pd murid2 sy tanpa ada perasaan tamak.....fikir ia anugerah allah pd sy dan sy wajib panjangkn ilmu yg sy dpt...
sy juga x duduk diam sambil tambahkan ilmu dgn kursus2 jngka pendek bukan shj d surau2 @ masjid...ada juga ke institusi pngajian seperti di UTM & UKM....
Bukan nk bangga diri tp ini juga termasuk dlm fitnah yg ditaburkan pd sy kerana isu tiada tauliah....
pesan saya jika anda mengajar apa shj ilmu....berikan sepenuh ilmu itu pd murid2 anda kerana ini adalah ilmu yg ALLAH pinjamkan pada anda dan bila2 masa shj allah akn tarik jika ia berkehendakkan begitu.....selain itu ia adalah amanah yg allah kurniakan pd seseorang utk di sampaikan seperti mana sabda rasullullah saw..., “Sampaikanlah dari ku walaupun hanya satu ayat.” Hadis Riwayat Ahmad, Bukhari, Tarmidzi.
bila kita didik anak murid dgn baik ...insyaallah anak murid kita akan melambangkan apa yg dia dpt dr kita....maksud sy....kalau seorang guru itu baik bacaannya...insyaallah bacaan anak muridnya pun baik jd kita x perlu takut hasilnya...
nk jdkan cerita,....baru2 ini satu majlis perujian tilawah al-quran telah di adakn dn sy di MINTA mnghantar wakil bg berbagai ketegori umur....garis panduan telah di berikan dan sebagai guru sy memikul amanah untuk melatih murid sy....saringan pertama telah ditetapkan.....JUZ AMMAH...iaitu ayat2 lazim.....dlm juz ammah....ada 2 surah yg terdapat 2 hukum TAJWID yg jarang terdapat ...iaitu surah al-'alaq dan surah al-muthoffifin.....iaitu 1)tanda ayat sajadah di akhir surah al-'alaq 2)sin saktah....dlm surah al-muthoffifin....
apa yg jd masaalahnya disini....anak murid sy telah menang dgn peratusan 80% keatas....yg jd fitnahnya ada dikalangan guru serta mak2 peserta mengatakan sy awal2 dah tau surah mana yg akan di keluarkan.....astaghfirullah!! bawa2 lah mngucap mak2 sekelian.....kalau anda telah mendidik anak2 murid anda dgn baik mengapa anda perlu takut serta x puas hati....anak murid anda adalah ACUAN anda....baik anda baca dan ajar, baiklah anak murid anda....
apa yg sy luahkan ini harap di jadikan iktibar pd sahabat2....bukan sy marah tp sy bahagia kerana ALLAH kurniakan sy tahap ujian yg sy rasa sy boleh menghadapinya dgn penuh kesyukuran....
kesabaran ini membuatkn sy bertambah kuat serta berazam untuk mendidik anak2 murid sy dgn penuh keikhlasan......
nasihat sy pd yg menabur fitnah tersebut....yakinlah dgn allah....sekiranya anda didik anak2 tersebut dgn baik insyaallah , allah akn balas kamu dgn ganjarannya dan jangan harapkan pujian manusia....
jangan lah kita menunjukkan kekurangan aqal sebaliknya gunakan sebaik2nya...perempuan dgn aqal yg 1, dan 9 nafsu....mampu mngatasi kaum ADAM tuk mendapat keredaan ALLAH....INSYAALLAH
Monday, December 26, 2011
KASIH SEORANG IBU
Kasihnya ibu membawa ke syurga. Ibu adalah seumpama mentari yang seringkali menyinari kehidupan setiap insan di dunia ini. Cintanya seorang ibu kepada anak-anak sudah tersemai sejak mereka di dalam kandungan lagi. Dan kasih tersebut terus berkembang mekar buat selamanya.
Pengorbanan ibu adalah bermula dari mengandungkan anakmu di dalam rahimmu selama sembilan bulan sepuluh hari dan kemudiannya sanggup bertarung nyawa demi menyelamatkan anaknya untuk menjadi khalifah Allah di atas muka bumi ini. Ibu, kini baru kusedar betapa kau sanggup menggantikan kesakitanku ini ketulusan hatimu yang suci sesuci embunan pagi.Sungguh mulia pengorbanan seorang ibu, Rasullullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Ertinya: Dari Abu Hurairah r.a ia berkata telah datang seorang laki-laki kepada Rasulallah SAW maka ia berkata: “Wahai Rasulullah Rasulullah siapakah yang lebih berhak untuk diberi penghormatan yang sebaik-baiknya? Rasulullah menjawab:”IBUMU” Ia berkata lagi: kemudian siapa? Rasul menjawab:”IBUMU” Dia berkata lagi kemudian: kemudian siapa? Rasulullah menjawab”IBUMU” Dia berkata lagi: kemudian siapa? Rasullullah menjawab:”AYAHMU” (Hadis Riwayat BUKHARI DAN MUSLIM).
Kasihnya seorang Ibu kepada anaknya begitu hebat hingga tak mampu untuk kita mengukurnya. Bak umpama air dicincang tidak akan putus, begitulah tingginya nilai kasih seorang yang bergelar ibu.
Tiada lain yang dapat menggantikan kasih sayangmu ibu. Ibu adalah sumber inspirasi yang terbesar buat anak-anak. Walaupun hatimu bersedih, dikau sanggup menyembunyikan kesedihanmu itu demi membuatkan anak-anakmu bahagia. Gelak tawa anak-anakmu adalah penawar segala kepahitan yang dikau alami. Ibu, kaulah insan yang mengajar kami tentang nilai-nilai yang baik dalam kehidupanku. Ku doakan agar setiap titik peluh serta derita yang diharungi mendapat tempat di sisi Allah SWT.Sebagaimana yang diketahui, kedudukan ibu begitu tinggi nilai serta martabatnya pada pandanganAllah.
Akhirnya, sebagai kesimpulan hargailah ibu kita selagi mereka masih hidup. Tanpa ibu, kehidupan kita langsung tidak mempunyai apa-apa. Begitu tinggi sanjungan dan istimewanya penghormatan Islam terhadap martabat dan kedudukan ibu. Tanpa ibu, siapalah kita. Semua makhluk mempunyai ibu. Tiada satu makhluk pun yang tidak mempunyai ibu, tumbuhan yang membiak melalui pertunasan pun membiak melalui induknya.Siapa induk itu? Induk itulah ibu.Kita pernah mendengar anak yang dilahirkan ke dunia ini tanpa ayah, sebagaimana kisah Nabi Allah,Nabi Isa a.s tetapi kita tidak pernah mendengar anak yang dilahirkan tanpa ibu. Maha Suci Allah.Muliakanlah ibu-ibu kami.
Pengorbanan ibu adalah bermula dari mengandungkan anakmu di dalam rahimmu selama sembilan bulan sepuluh hari dan kemudiannya sanggup bertarung nyawa demi menyelamatkan anaknya untuk menjadi khalifah Allah di atas muka bumi ini. Ibu, kini baru kusedar betapa kau sanggup menggantikan kesakitanku ini ketulusan hatimu yang suci sesuci embunan pagi.Sungguh mulia pengorbanan seorang ibu, Rasullullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Ertinya: Dari Abu Hurairah r.a ia berkata telah datang seorang laki-laki kepada Rasulallah SAW maka ia berkata: “Wahai Rasulullah Rasulullah siapakah yang lebih berhak untuk diberi penghormatan yang sebaik-baiknya? Rasulullah menjawab:”IBUMU” Ia berkata lagi: kemudian siapa? Rasul menjawab:”IBUMU” Dia berkata lagi kemudian: kemudian siapa? Rasulullah menjawab”IBUMU” Dia berkata lagi: kemudian siapa? Rasullullah menjawab:”AYAHMU” (Hadis Riwayat BUKHARI DAN MUSLIM).
Kasihnya seorang Ibu kepada anaknya begitu hebat hingga tak mampu untuk kita mengukurnya. Bak umpama air dicincang tidak akan putus, begitulah tingginya nilai kasih seorang yang bergelar ibu.
Tiada lain yang dapat menggantikan kasih sayangmu ibu. Ibu adalah sumber inspirasi yang terbesar buat anak-anak. Walaupun hatimu bersedih, dikau sanggup menyembunyikan kesedihanmu itu demi membuatkan anak-anakmu bahagia. Gelak tawa anak-anakmu adalah penawar segala kepahitan yang dikau alami. Ibu, kaulah insan yang mengajar kami tentang nilai-nilai yang baik dalam kehidupanku. Ku doakan agar setiap titik peluh serta derita yang diharungi mendapat tempat di sisi Allah SWT.Sebagaimana yang diketahui, kedudukan ibu begitu tinggi nilai serta martabatnya pada pandanganAllah.
Akhirnya, sebagai kesimpulan hargailah ibu kita selagi mereka masih hidup. Tanpa ibu, kehidupan kita langsung tidak mempunyai apa-apa. Begitu tinggi sanjungan dan istimewanya penghormatan Islam terhadap martabat dan kedudukan ibu. Tanpa ibu, siapalah kita. Semua makhluk mempunyai ibu. Tiada satu makhluk pun yang tidak mempunyai ibu, tumbuhan yang membiak melalui pertunasan pun membiak melalui induknya.Siapa induk itu? Induk itulah ibu.Kita pernah mendengar anak yang dilahirkan ke dunia ini tanpa ayah, sebagaimana kisah Nabi Allah,Nabi Isa a.s tetapi kita tidak pernah mendengar anak yang dilahirkan tanpa ibu. Maha Suci Allah.Muliakanlah ibu-ibu kami.
Wednesday, November 30, 2011
KENANGAN BERSAMA ATOK
gambar ketika zaman kanak2 dihadapan rumah pusaka arwah atok....
assalamualaikum....
pada tarikh 28/11/2011 bersamaan 2 muharram 1433, tepat jam 7.50pagi, atok LAKAL BIN SAIN telah menghembuskan nafas terakhir di hospital MELAKA,sebab2 kematian kegagalan jantung berfungsi.....di usia (pada ic 1924)pada usia 87 tahun.....bukan umur sebenarnya.menurut kata arwah beliau dilahirkan pada 1912,dan usianya lebih kurang 99 tahun....sumber daripada hasil perbualanku dengan arwah semasa beliau sihat.....pada ic tertulis 1924 kerana pendaftaran bagi kad pengenalan di lakukan selepas merdeka 1957 dan ketika itu arwah main tulis sahaja dokumen kelahiran mengikut anggaran ketika itu.
kenangan bersamanya seingat aku sedari kecil hingga nafas terakhirnya ...tidak pernah aku melihat beliau marah walau ketika kecil dulu aku sering ganggu ayam2 peliharaannya, seingat aku arwah cukup gembira kalau kami balik kampung dan tidur dirumahnya....dulu aku tinggal di GUTHRIE ESTET...balik kampung selalu tumpang lori getah.arwah dah siap tunggu di tepi jalan depan rumahnya sambil menyambut kami...begitulah sebaliknya kalau kami nak pulang, arwah lah yg naikkan kami serta buah tangan(kadang2 seguni) dalam lori.....indahnya saat itu.
kami adalah cucu terawal daripada anak sulungnya,iaitu ayah kami, jadi kami amat manja dan mesra dengannya...memori yang tak dapat aku lupai, setiap jumaat ada pasar malam yang kami sebut "pasar gesel".....arwah sering memboncengkan kami menaiki basikal tuanya.....kalau lintas di jirat cina berhampiran rumahnya,kebetulan ada kubur lama yg merekah akibat hakisan....aku tutup mata seram!!!!biasalah kanak2 ketika itu.
dulu2 "jamban" jauh, jadi kalau kami nak buang 'hajat', bawah pokok cempedak didepan rumah lah arwah buatkan lubang....oooopppppsssss!!!!
kalau raya arwah juga yg sibuk sembelih ayam,cabut bulu ayam serta memanggangnya....aku dan adik2 sama2 tolong sibuk....kami bakar lemang,aarrggghhh!!!!terlalu banyak memori indah bersamanya yg mana aku sendiri tertanya2 dan tercari2 bahawa sepanjang hidup ku , aku tidak pernah melihat beliau marah,tak pernah!
ya allah ya tuhan ku,kau tempatkanlah datok ku di kalangan orang-orang yg beriman ......kau permudahkan lah hitungannya,kau ringankanlah bebanannya.....
moga allah cucuri rahmat keatasnya....AL-FATIHAH
Thursday, November 3, 2011
aidil adha
aidil fitri berlalu sudah....aidil adha pula menjelma...rasa cepatnya masa berlalu,
rasa baru lagi jemaah haji pergi ....da nak wukuf dah....rukun haji yang ke 2...
bila sebut raya haji....sudah tentu terfikir tentang KORBAN.....
tertanya-tanya??? berapa ekor lembu yang di korbankan tahun ini???
tetapi pernah kah kita terfikir apa itu ibadah korban....pengisian yg kita dapat dengan melakukan ibadah korban....
Islam telah menetapkan dua sambutan agama bagi umatnya iaitu; Hari Raya Puasa (Eid Al-Fitri) dan Hari Raya Haji (Eid Al-Adha). Sambutan Hari Raya Haji adalah sempena peristiwa yang berlaku antara Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. mengenai ujian yang diturunkan Allah s.w.t kepada mereka.
“Sesungguhnya Nabi Ibrahim adalah merupakan "satu umat" (walaupun Ia seorang diri); ia taat bulat-bulat kepada Allah, lagi berdiri teguh di atas dasar tauhid; dan ia tidak pernah menjadi dari orang-orang yang musyrik. Ia sentiasa bersyukur akan nikmat-nikmat Allah; Allah telah memilihnya (menjadi Nabi) dan memberi hidayah petunjuk kepadanya ke jalan yang lurus.” (Qur'an 16:120-121)
Korban hanya boleh dilakukan pada Hari Raya Haji dan 3 hari selepasnya. Ia adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memberi daging kepada orang miskin dan ahli keluarga serta sahabat handai. Nabi Muhammad s.a.w telah bersabda: “Tiada seorang dari kamu harus melakukan korban sehinggalah kamu telah melakukan solat (Eid)”
Monday, August 22, 2011
MENJELANG SYAWAL
23 RAMADHAN........antara 10 malam terakhir ..perbanyakkan amalan,jangan sibuk mencari malam LAILATULQADAR.....perlu pertingkatkan amalan......bagi setengah orang termasuk kami......dah pun KHATAM....alhamdulillah!
ada juga yang sibuk membuat kuih serta biskut,ada juga yang sibuk menghabiskan jahitan dan ada juga yang da terasa kehangatan nak balik ke kampung......
ape2 pun pada semua sahabat dan saudara maraku.....buat lah persediaan awal untuk kenderaan anda....buat la pemeriksaan enjin serta tayar supaya perjalanan anda pulang ke kampung untuk beraya lancar........juga rancang la perjalanan anda,pastikan anda tidak mengantuk dan jangan memandu laju.
ada juga yang sibuk membuat kuih serta biskut,ada juga yang sibuk menghabiskan jahitan dan ada juga yang da terasa kehangatan nak balik ke kampung......
ape2 pun pada semua sahabat dan saudara maraku.....buat lah persediaan awal untuk kenderaan anda....buat la pemeriksaan enjin serta tayar supaya perjalanan anda pulang ke kampung untuk beraya lancar........juga rancang la perjalanan anda,pastikan anda tidak mengantuk dan jangan memandu laju.
Subscribe to:
Posts (Atom)